Senin, 03 November 2014

Hiking Papandayan



Gunung Papandayan, 2665 mdpl,  terletak  di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Papandayan merupakan gunung api strato yang dalam catatan sejarah telah beberapa kali meletus, terakhir pada tahun 20012. Sejak 28 Oktober 2010, status Gunung Papandayan oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) ditingkatkan menjadi level 2.
Banyak yang bilang Hiking Papandayan cocok bagi pemula. Jalur pendakiannya cukup aman dan mudah. Sebagai pendaki pemula, tentu saya tidak ingin melewatkan gunung yang satu ini. This is quite a lousy excuse.. Pada dasarnya gw emang pengen ngebolang ajah.. Hehee.. Kebeneran ada temen, Neng Fami (yah dia lagi..), yang ngajak.. yo wis.. tunggu apa lagi?

1. Jakarta - Garut
5 September 2014, bersama dengan WisBar alias Wisata Bareng (cuy.. promosi gratis nih..), menumpang bis AC dari Kp. Rambutan, kami berangkat sekitar jam 9.30 malam menuju Garut. Sepanjang perjalanan tidur2 ayam, hingga tiba di Garut dini hari (gak ngecek jam). Sesampainya di terminal Garut, selonjoran bentar, cari makan, cuci muka, sikat gigi (yg ini wajib), lalu selonjoran lg nungguin waktu berangkat ke Cisurupan.

2. Terminal Garut - Pos I Pendakian
Kira2 jam 5an subuh, kami pun meluncur naik Elf, kemudian ganti naik pick up bak terbuka menuju Pos I Pendakian Papandayan. Tampaknya ini memang pilihan umum bagi rombongan pendaki yg tidak bawa mobil pribadi. Nah, saat naik pick up ini rasa kantuk yg sejak tadi membandel benar2 terusir dr segenap jiwa dan roh ku. Gimana nggak? Jalanan rusak, shock breaker minim, alas duduk besi, mantep banget terasa di pantat. Belum lg debu nya wa’ujubilehh.. Krn jalannya nanjak, supir jg mau gak mau harus nginjek gas polll.. Tiada ampun bagi pantat penumpang.
35 menit di atas pick up, akhirnya para kambing pun diperbolehkan turun di Pos I. Mbeekk. Di sini mulai terasa atmosfir gunung Papandayan, dan kamipun kembali ke wujud semula, supaya bisa narsis sebelum menanjak.
Foto keluarga dulu. Biar bisa dibandingin before and after :-)
Yuk kita nanjak dulu
Annyonggg...
3. Pos I - Pondok Saladah
Tempat kami akan nge-camp adalah Pondok Saladah. Perjalananan dari Pos I ke Pondok Saladah kurleb 2 jam dengan pamandangan yg cukup breathtaking. Rasanya pengen teriak, tp gak tau mau teriak apaan. Jalur pendakian Papandayan agak berbeda dengan Gede-Pangrango ataupun Salak yang sebagian besar melewati hutan ditudungi pohon. Jalur Papandayan sebagian besar adalah area terbuka. Hawanya msh sejuk, namun terik matahari terasa banget di kulit. 
Di tengah perjalanan, di sebelah kiri jalur terlihat kawah belerang aktif dan juga ada aliran air.






Berpacu dengan Tukang Tahu... (Music)


Pasak2 bambu di belakang saya adalah penanda pohon yang ditanam untuk penghijauan.
Rata-rata pohonnya mati krn panas dan kekurangan air







4. Pondok Saladah
Pondok Saladah saat  weekend bisa dibilang menjadi camping ground seribu umat. Jumlah pengunjung yang nge-camp di sini buanyak sekali. Saya akan pasang foto di sisi yg sepi, spy tetap terlihat indah. Heheee




Mungkin krn jalur pendakian yang termasuk mudah, maka pengunjung juga ramai. Lucunya di atas sini selain terdapat warung indomie, tukang tahu, dan tukang nasi uduk, juga tersedia toilet2 umum. Toilet ini sayangnya tidak hanya dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai toilet, tp juga sebagai kamar mandi (mandi, keramas, lulur, dll). Alhasil, jika ingin BAB atau BAK di toilet2 tersebut, harus antri 20 menit hinga 1.5 jam, terparah di pagi hari. Mgkn ke depannya perlu dituliskan definisi toilet dan dipampang besar2 di depan toilet, spy tidak terjadi penyalahgunaan massal. Untungnya jg tersedia toilet darurat yang hanya berpintu karung. Sy yang mulai terbiasa dengan toilet tak beratap di tengah hutan, tentu saja lbh prefer yang darurat itu, cuma sayangnya hanya bisa untuk BAK. Sebetulnya kalau bisa, sy lbh suka ber "simbiosis mutualisme" dengan pohon2 di hutan, spy tidak perlu jauh2 ke toilet. Namun apa daya, di balik pohon ternyata ada tenda lain, di balik nya ada tenda lagi, dst.. Huhu.. the more the merrier..??
Malam hari di Pondok Saladah ternyata dingin banget. Berhasil tidur sampai jam 2 pagi dan terbangun krn kedinginan. Akhirnya nangkring di depan api unggun bersama dengan sleeping bag sampai subuh.

5. Tegal Alun dan Hutan Mati
Esok paginya, setelah sarapan, sy naik ke Tegal Alun sendirian. Teman2 yg lain sdh naik kmrn sore (pas banget timingnya gw lg nyenyak2 nya bobo siang, jd ditinggal. Hiks). Trekking sendiri ternyata asyiikk jg..
Tegal Alun adalah hamparan padang Edelweiss yang luas. Terlihat rombongan lain yang sedang berusaha berteduh dengan sia-sia di dekat Edelweiss..


Krn sendirian dan tidak ada tempat berteduh, sy pun tidak berlama-lama di Tegal Alun. Pulangnya krn salah jalan, sy malah nyasar ke hutan mati. Beruntung ya.. Dr awal emang pengen ke hutan mati, cuma gak tau adanya di sebelah mana.. Hehee..


Kalo angle nya begini jadi creepy...

Pondok Saladah - Tegal Alun pulang pergi sekitar 1.5 jam. Sesampainya di Pondok Saladah langsung makan dan siap-siap untuk turun.
Foto keluarga sebelum turun
Sarangheyyooo... See u on the next trip..



Rabu, 01 Oktober 2014

Kawah Ratu Gunung Salak



1 Agustus 2014. Kali kedua ini tujuan trekking nya adalah ke Kawah Ratu Gunung Salak. Perjalanan dimulai dari Taman Nasional Gunung Salak Halimun. Masuknya dari arah Cibatok (Kampus IPB Darmaga lurus lagi), Bogor. Dibanding ke Pangrango, ke Kawah Ratu lbh variatif pemandangannya. Level capeknya juga lebih mild. 
Here are the pictures
Melewati jalur air.
Santai sejenak di tengah hutan. Cantikan mana pemirsa? ^_^

Ini dia Kawah Ratu. Airnya mengandung sulfur
Hopp! Beware of hot water!
Muka Jepang, tp posenya Indihe.. Arep maklum yak..
Ehm.. Maaf Neng.. Jangan tinggi2 ya ngangkatnya..
Istirahat dulu di Kawah Mati. Duh pose nya itu loh Neng Geulis Baju Kuning..
Naik turun sebrangin kawah. Many loose stones
 
Dipilih..dipilh...
Tanah terbuka yg mesti dilalui lumayan jauh. Pake sunblock yah kalo gak mau belang..

Jumat, 12 September 2014

Gunung Pangrango (Hiking)



Adventure to mountains

Naik gunung. I call it adventure because it’s something totally new for me. But once I try it, I just cannot stop. Yang jelas naik gunung bikin gw lupa sejenak sama kerjaan. Gimana nggak? Kapasitas otak habis kepake buat mikirin kaki yang sakit, punggung yang pegel mikul tas, bertanya-tanya (terus-terusan) tempat tujuan masih jauh gak ya? Naiknya segini jauh, ntar turunnya gmn ya? Sambil kerepotan ngatur nafas.. Well, itu pandangan gw as a beginner. Ehm, weak beginner kamsud na..

Di usia yang sudah masuk persneling gigi 3 ini gw baru kenalan sama yg namanya hiking. Why now? Ceritanya mau persiapan fisik for an even crazier trip next year. Mudah2an diberi umur utk menceritakannya nanti.


Hiking to Peak of Pangrango

A. Cibodas - Kandang Badak
12 Juli 2014. Perjalanan dimulai dari Cibodas menuju Kandang Badak, tempat kita nge-camp sebelum naik ke Gede/Pangrango. Start jalan jam 2.30 dini hari. Touch down Kandang Badak jam 12.00 siang. 9.5 jam temans.. Jgn kaget dulu. Wait until your read about the journey down. Hehee..

Sampe Kandang Badak, camp sdh berdiri rapi dan makanan sudah jadi. Secara Fami and me are the oldest member of the group (I called ourselves pasukan nini2). Nyampenya belakangaaaan.. Hahahah
Started in the darkest night. See the moon up there?
Masih ceria. Tak lupa salam 2 jari
Sudah lemess. Pengen bobo.. But still very far to go..
It's me (trust me!) bwh nya air panasss
Most Frequently Asked Questions on the way up:
1. Masih jauh gak?
2. Berapa menit/jam lagi nih nyampe nya?
3. Hadeuhh, ini teh masih berapa kilo lagi?
4. Other questions with similar meaning

Untung ada Mas2 rombongan lain yg nyemangatin: "Semangat Mba! Ada tukang baso menunggu di atas.. "

Don't laugh! They did say that!

B. Camp di Kandang Badak
Nyampe Kandang Badak. Itinerary utama tentu saja adalah makan dan tidur. Other things seem unimportant.

4 people in 1 tent. Makin padet makin anget.
Pukul 2 sore, Mr. Gilang (our guide) ngajak naik ke puncak Gede. What?? Skip dulu deh.. Please baca lg yg di atas.. Other things seem un.....

C. Kandang Badak - Puncak Pangrango
Esok paginya ketika rohku sdh ngumpul semua, tp msh males keluar dr tenda. Sayup2 terdengar suara ocehan Jeng Fami. "Si Oliv gak ikutlah.. Kakinya cedera. Biar jaga tenda aja dia." Dalam hati gw setuju aja.. Krn ankle kaki msh merah dan bengkak.
Setelah yang lain pada brangkat, gw pun mulai merayap (dgn malas) keluar dr tenda. Eh, Mr. G is still here. Thanks God gw gak ditinggal sendiri. 
Tp emang dasar nasib ya.. Bucil (temennya Mr. G) balik lagi krn ketinggalan spirtus. Mr. G n Bucil pun mulai ngomporin gw, "Sayang banget Mba.. Udah jauh2 nyampe sini, gak ke puncak".
Singkat cerita, gw akhirnya nekad naik ke Pangrango bareng Bucil. Entah dapet kekuatan dari mana, pokoknya nyampe aja ke puncak, meskipun kedinginan diguyur hujan. Jas Hujan pada ditinggal di tenda. Kirain gak bakal hujan (fool!)
Girls taking a rest. Gw jauh ketinggalan
Seems easy right? Go try it!!
Kayak pernah liat pose ini di film India
Love this pic. Sayangnya gak ada gw
Raining.. Freezing cold! Semua rain coat ditinggal di tenda.Hahaha.. Silly!
This is what we're here for. Taking picture with the label! Hahaha.. See the water drips?
Was hoping to get some nice view. But it's foggy (huhuu..)
Last frame. Dingin sangat
Niat semula mau masak dan makan di atas. Tp krn hujan and it's freezing cold, akhirnya cuma masak air panas, seduh energen n pop mie. Of course, after that, yg gak boleh lupa: Poto-poto.

After the last frame, we literally ran down the mountain. Wuzzz..

C. Kandang Badak-Cibodas
Tiba di Kandang Badak, lgsg masak indomie kuah (most delicious food in the mountain), cemplungin nasi dingin (bawa dr rumah), jadi deh.. Beberapa group member turun duluan, krn uda keabisan baju kering. Gw, Tina, Ross, Gunfid, Mr. G, and Bucil masih berharap hujan akan reda, krn uda ganti baju kering.
Sampe jam 5 sore hujan tak kunjung reda. Akhirnya kita putuskan untuk turun.
Menurut Mr. G, perjalanan ke bwh sekitar 5 jam. And guess what!? I did it in 9.5 hours! Hahahah..  Angka 9.5 tampaknya jadi angka keramat bagiku. Uphill and downhill gak ada bedanya buat gw.. sama2 lelet! Wkwkwkwk


See u in the next trip

Special thanks to all members of the team: Familia, Eliza, Ross, Tina, Eva, Tri, Marton, Gunfid, Gilang, and Bucil (last but the best). Thanks for being very tolerant to me ^_^ .